Kamis, 20 Maret 2014

Positif Thinking II

Positif saja lah



Teman saya Joko punya cerita yg lain. Suatu hari dia kedatangan sepupunya Dhani dari kampung, sedikit nakal, dalam usaha banyak berutang, lebih banyak susahnya dari pada senang...terutama nyusahin keluarga....hehe

Suatu hari Dhani diterima bekerja di pekantoran disekitar Rasuna said, Kuningan. Sama2 taulah punya kantor disekitar situ, gak mungkinlah pake sandal atau nyeker.

Nah Dhani yang bawaannya susah mulu, minta beliin sepatu karena sepatunya udah gak layak pake. Walaupun hidup Joko pas2an, dibelikannyalah sebuah sepatu baru. Dengan air mata Dhani terharu pemberian Joko, karena masih mau menolongnya.

Singkat cerita Dhani sang sepupu punya otak cemerlang, oleh kantornya dikirimlah sekolah ke Jerman dan sekarang dia hidup sudah mapan. Apakah Dhani melupakan Joko? atas bantuan yg tidak seberapa itu, ternyata tidak, didatanginyalah rumah Joko, ternyata Joko pulang kampung karena bangkrut dan tidak sanggup hidup gali lobang tutup lobang di ibu Kota.

Suatu ketika Dhani pulang ke kampungnya, dia temuilah Joko yg pernah menolongnya dulu, tapi yg dia temui adalah istri Joko yg sekarang membuka Toko (tepatnya warung lah), dia lihat luas ruangan warung itu tidak sesuai dengan isinya, lalu Joko bertanya "Kak kenapa warung ini ruangannya luas sekali sementara isinya sedikit, rasanya tidak sesuai"
"Nah itulah dek saban hari isinya termakan terus untuk keperluan dapur"
"Kalau begitu saya kasih modal 10 juta untuk menambah isi warung ini"

Kemudian Dhani kembali ke Jakarta. Setahun kemudian Dhani kembali pulang dan menemui kakaknya kembali, kebetulan yg dia temui Joko, "Bang! kenapa isi warung ini makin sedikit lagi, bukankah sudah aku tabahin modal"
"Ya benilah" jawab Joko "Tapi...keponakanmu pada sekolah semua"

Kemudian Dhani berpikir sejenak, "Kalau begitu aku kasih modal untuk grosiran, kira-kira berapa modalnya?"
"Ya sekitar 50 juta an lah"
Setelah dihitung-hitung Dhani, paling tidak butuh modal 80 juta, maka dia kasih 100 juta. Kemudian Dhani pergi lagi.

Setahun kemudian dia pulang lagi, dia pengen tau bagaimana perkembangan usaha Joko, apa yang terjadi? Joko telah mempunyai 2 buah toko grosiran bahkan Joko akan membeli Toko baru disamping toko grosirnya, maka dia suruh Dhani yang membeli toko tsb maka dia yg akan mengontrak toko tsb.

Dari kejadian tsb Dhani mengatakan "Kalau kita mau menolong orang atau membalas budi seseorang yg pernah berjasa kepada kita, jangan setengah-setengah kalau kita mampu. Seperti tahap awal dia kasih 10 juta itu hanya untuk (masih untung bisa) bertahan selama setahun."
"Jangankan 100 juta, 1 milyar pun aku kasih, kalau mmereka memintanya, mengingat jasa mereka walaupun tidak seberapa tapi aku butuh" Kata Dhani. "Tanpa bantuan mereka belum tentu aku seperti sekarang"

Jadi saya ingat kepada teman saya yg ditolak ketika meminta tolong kepada temannya.
"Mau menolong apa tidak  (membalas jasa orang yg telah menolong kita) itu masalah moral, bukan masalah besar kecilnya  pertolongan orang kepada kita, tetapi pada saat itu kita memang membutuhkannya."

Ibnu Sammak seorang jago memberi nasehat menemui Khalifah Harun al Rasyid. Saat itu Harun sedang merasa haus dan meminta segelas air. Maka Ibnu Sammak bertanya, "Seandainya anda dicegah untuk minum air itu, apakah anda akan menebusnya dengan separuh kerajaanmu?"
Harun menjawab, "Ya." Setelah selesai minum Ibnu Sammak bertanya lagi, "Jika anda disuruh untuk mmengeluarkan air yg telah anda minum dari perutmu, apakah anda rela membayar dengan separuh kerajaanmu yg lain?"

Harun menjawab, "Ya." Ibnu Sammak pun berkata,"Tidak ada artinya sebuah kerajaan yang nilainya tidak lebih berharga dari segelas air."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar